Mohamad Nizar
mohamadnizar@gurukedua.com
mohamadnizar@manggala.ac.id
1. Pengantar
Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kelompok leksem bukanlah kumpulan kata yang besar dan homogen, melainkan merupakan kategori nomina, verba, ajektiva, preposisi, infleksi, modifikator, adverbia perbandingan, dan komplemen. Menurut Newson dkk (2004:5-6) bahwa leksem adalah kategori kata. Suatu tuturan memuat kategori kata yang terstruktur dan dapat dianalisis berkenaan dengan konteks kata dalam frase, klausa, dan kalimat dalam suatu sistem bahasa (sintaksis). Newson dkk (2004: 6-10) menjelaskan kategori kata terbagi menjadi dua tipologi, yaitu tematik dan fungsional. Nomina, verba, ajektiva, dan preposisi merupakan kategori tematik. Kategori fungsi adalah infleksi, determinator, adverbia komparatif, dan komplemen.
Setelah mengamati nomina, kelompok nomikna, dan determinator, dilanjutkan dengan mengamati modifikator yang juga merupakan unsur-unsur dalam kelompok kata untuk suatu konstruksi kalimat yang dapat disusun rumit atau canggih. Simbol linguistik berikut untuk kemudahan membaca tulisan ini:
|…| bentuk kata
… jeda
* tidak gramatikal atau tidak berterima
2. Modifikator
Fungsi utama modifikator pada kelompok nomina adalah sebagai pemarkah atau pemisah, memperluas, atau mencirikan nomina sebagai induk (kata kepala) dalam sebuah frase. Modifikator juga merupakan elemen dependen pada induk dan dalam hal ini, merupakan dependensi satu arah. Pembahasan modifikator tidak dapat dijelaskan secara detail di sini, maka pelajarilah pemikiran Quirk (1992) dan referensi lainnya. Ajektiva adalah pemodifikasi yang paling umum dalam bahasa Inggris, meskipun ajektiva dapat memiliki pengubahnya sendiri, seperti pada (1). Adjektiva |obligatory| memarkahi, memperluas, atau memberi karakter pada kata kepala atau nomina |book|, tetapi modifikator adverbia |undoubtedly| dimiliki oleh kata kepala itu sendiri. Determinator artikel |an| pada kelompok nomina ini mempunyai fungsi modifikator yang memberikan informasi tentang jumlah kata induk (kata kepala) yang tidak terbatas. Kasus (1) adalah pramodifikasi, yang mencakup semua elemen yang ditempatkan sebelum induk – terutama ajektiva dan nomina (lihat Quirk, 1992:858).
(1) an undoubtedly obligatory book
Determinator mendahului modifikator kecuali jika didahului oleh |how|, |so|, |too|, seperti pada (2). Ajektiva |fine| memarkahi nomina |story| dan didahului oleh artikel determinator |a|. Quirk (1992: 275-276, 926-927) menjelaskan bahwa adverbia |so| sebagai penyengat (intensifier) yang dapat memodifikasi ajektiva |fine|. Adverbia penyengat |so| berbagi batasan dengan artikel determinator |a| dalam nomina tunggal terbilang |story|. Karena fungsi artikel sebagai determinator induk, maka adverbia |fine| mesti berpindah ke depan artikel tanpa menanggalkan fungsinya sebagai sebuah penjodoh (classifier) untuk induk dan alih-alih *a so fine story. Kasus ini mengentara ketika mengujarkan ‘pujian’ atau ‘kekaguman’. Lihat Quirk (1992: 407), kata adverbia penyengat |so| itu dalam ujaran ‘seruan’ tidak dapat mengubah suatu kata sifat yang mempunyai fungsi pramodifikasi. Alih-alih *a how/so noisy party itu seharusnya what/such a noisy party.
(2) so fine a story!
Seringkali dalam bahasa Inggris, nomina dimodifikasi oleh nomina lain, seperti pada (3). Halliday dkk (2014:364-265) mendeskripsikan elemen eksperiensial kelompok kategori nomina itu disubkategorikan menjadi deiktik, numeral, penjuluk (epithet), penjodoh (classifier), hal benda, dan pemeri atau kualifikator (qualifier). Unsur-unsur eksperiensial dapat dipelajari lebih luas dalam gramatika fungsional tetapi ini hanya pembahasan singkat tentang penjodoh dan penjuluk. Nomina |brick| sebagai sebuah penjodoh, sebagai suatu subkategori nomina atau pemarkah induk nomina |wall|. Penjodoh adalah elemen penjelas yang mengklasifikasikan induk berdasarkan jenis atau ragamnya. Dalam bahasa Inggris, penjodoh dapat dilihat dalam nomina dan ajektiva. Hati-hatilah dengan sebuah frase the fast train. Ajektiva |fast| memaknai sebuah penjuluk jika ia menerima ajektiva perbandingan bertingkat (degree of comparison). Penjodoh berkaitan dengan kajian semantik, dapat berupa makna materi, skala dan ruang lingkup, tujuan dan fungsi. Ajektiva |fast| boleh bermakna sebagai penjodoh jika tidak menerima ajektiva perbandingan betingkat.
(3) the brick wall
Posesif pada (4) sampai (7), selain berfungsi sebagai determinaror, juga dapat berfungsi sebagai modifikator. Quirk (1992: 192-193, 902-903) menjelaskan bahwa nomina bahasa Inggris memiliki sistem dua kasus: kasus genitif bertanda pada (|boy’s|, |Mozart’s|, |children’s|) seperti di (4) hingga (6) dan kasus genitif yang tidak bertanda atau yang disebut kasus umum, seperti |boy|. Kasus genitif bertanda mengambil posisi kalimat yang biasanya ditempati oleh determinator dan juga berfungsi untuk menandai makna induk, nomina |parents|, |symphony|, and |hospital|. Kasus (4) adalah genitif posesif yang maknanya adalah the parents have the boy atau the father belongs to the child. Kasus genitif origin muncul di (5) yang maknanya the young Mozart composed a symphony atau a symphony belonged to the young Mozart. Genitive deskriptif pada (6) bermakna a hospital for disabled children. Perlu dicatat bahwa jika contoh yang lebih normal digunakan (his parents, his symphony, their hospital), mereka akan menyimpang dari fungsi konstan non-restriktif dan – yang lebih penting – mengubah hubungan |his| / |their|: dalam his father, his symphony, and their hospital, |his| dan |their| membentuk frase nomina dan kemudian melakukan premodifikasi |father|, |symphony|, and |hospital|. Begitu pula dengan (7), jika diartikan the Peter’s house atau the house belongs to Peter, kemudian diartikan sebagai his house. Nomina |house| muncul sebagai induk yang dimodifikasi oleh pronomina posesif |his|.
(4) the boy’s parents are in Canada
(5) the young Mozart’s symphony
(6) a disabled children’s hospital
(7) the house of Peter
3. Kesimpulan
Walhasil, frase nomina berpotensi menjadi sangat kompleks. Sampai saat ini, diskusi tentang hal tersebut belum dikatakan memberikan indikasi yang jelas tentang jenis hubungan struktur frase nomina. Melalui struktur-struktur yang telah dikembangkan dalam frase nomina, para peneliti dapat mengambil data gramatikal dan semantik yang luasnya tidak terbatas. Bahkan perbandingan yang sangat kasar pun memperjelas betapa sensitifnya frasa nomina sebagai indeks gaya dan betapa responsifnya frasa tersebut terhadap tujuan dasar dan pokok bahasan wacana apa pun.
Kutipan Karya
Halliday, M. A. K., & Matthiessen, C. 2014. Halliday’s Introduction to Functional Grammar (4th ed.). Oxon: Routledge.
Newson, dkk. 2004. Basic English Sintax with Exercise. [diakses 15 Desember 2023]. http://primus.arts.u-szeged.hu/bese/contents.htm
Quirk, Randolf, dkk. 1992. A Grammar of Contemporary English. Longman Singapore Publishers Pte Ltd.