Penelitian ini mendeskripsikan pemadanan (equivalensi) makna verba bantu modal bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia yang dilatarbelakangi oleh adanya modus (mood/mode). Modus merujuk kepada perangkat sintaktik dan semantik yang berkonstras dan ditandai oleh paradigma verba. Secara sintaktik akan ditandai dengan verba infleksional atau penggunaan verba bantu tertentu. Verba bantu itu dalam Bahasa Inggris disebut verba bantu modal (auxiliary verb), yakni may, might, must, can, could, will, would, shall, should, ought, need, dan dare. Dalam Bahasa Indonesia ditandai oleh pemakaian verba pewatas atau dikenal frasa verba endosentrik atributif, yakni ingin, mau, hendak, akan, harus, mesti, dapat, bisa dan boleh. Verba bantu modal dalam Bahasa Inggris dan verba pewatas dalam bahasa Indonesia tentu memiliki perilaku sintaksis, tetapi perilaku itu pasti berbeda antara keduanya. Secara semantik, verba bantu modal dan verba pewatas merupakan modus (bentuk-bentuk lahiriah) untuk mengungkapkan makna semantis (modalitas). Modalitas dapat mengklasifikasikan pernyataan menurut logika penutur bahasa ke arah isi tuturannya secara faktual, berupa makna ‘kemampuan’, ‘izin’, ‘kemungkinan’, ‘kemauan’, ‘maksud’, ‘kepastian’, ‘keharusan dan kesimpulan logis’, dan ‘keteramalan’. Konsep verba tersebut dalam dua bahasa itu secara semantik sama, tetapi perlilaku dan fungsinya memiliki perbedaan. Dengan menggunakan analisis kontrastif, teks terjemahan karya sastra Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia dapat memberikan informasi faktual mengenai pemadanan makna verba tersebut, dimana para penerjemah berusaha memadankan dua perliku sintaktik verba yang berbeda. Pemadanan itu terlihat sebagai berikut; a) bisa sebagai kecenderungan pemadanan dari can dan could pengungkap modalitas ‘kemampuan’ dan can, could, may, might pengungkap modalitas ‘kemungkinan’; b) pengungkap modalitas ‘izin’ oleh can, could, may, might cenderung dipadankan dengan boleh; c) ‘kemauan’ dan ‘maksud’ oleh shall, will, dan would cenderung dipadankan dengan akan, sementara harus merupakan kecenderungan pemadanan dari shall, will, would pengungkap modalitas ‘kepastian’ dan should, must, ought pengungkap ‘keharusan dan kesimpulan logis’;d) pengungkap ‘keteramalan’ oleh should juga cenderung dipadankan dengan harus, sementara will dengan akan. Pemadanan verba bantu modal dalam Bahasa Inggris yang terkandung dalam protasis, yakni verba bantu modal should cenderung dipadankan dengan harus, sementara verba pewatas akan merupakan kecenderungan pemadanan dari would yang ada dalam bentuk protasis dan makna aktifitas khusus. Bahasa Inggris memiliki tiga verba bantu modal yang tidak beraturan, yaitu used, need, dan dare. Tiga verba bantu modal itu tidak memiliki pemadanan verba pewatas dalam Bahasa Indonesia.
Bersambung.
